THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 08 November 2009

table tenis

Sejarah Tenis Meja Asia

Permainan tenis meja memasuki Asia melalui RRC, Jepang dan Korea. Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia. Permainan ini masukk Asia Selain India setelah tahun 1910. Namun usaha-usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar pada waktu diselenggarakannya kejuaraaj dunia di Bombay pada bulan Februari 1952. Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan The Table Tennis Federation of Asia. Federasi ini telah menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu:
Ke 1 di Singapura tahun 1952
Ke 2 di Tokyo tahun 1953.
Ke 3 di Singapura tahun 1954.
Ke 4 di Manila tahun 1957.
Ke 5 di Bombay tahun 1960.
Ke 6 di Manila tahun 1963.
Ke 7 di Seoul tahun 1964.
Ke 8 di Singapura tahun 1967.
Ke 9 di Jakarta tahun 1969.
Ke 10 di Nagoya tahun 1970.
Beberapa negara Asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena ternyata belum menghimpun seluruh kekuatan di Asia, sebagaimana termaksud di dalam anggaran dasar TTFA.
Pada bulan Maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja Cina, DPR Korea, dan Jepang bertemu khusus untuk mengambil inisiatif mengadakan pertemuan pendahuluan di Beijing, Cina. Pada bulan Mei tahun itu juga pertemuan pendahuluan dilakukan dan dihadiri oleh delegasi dari 16 negara yaitu masing-masing : Camboja, Cina, DPR Korea, Iran, Irak, Jepang, Kuwait, Lebanon, Malasyia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Srilangka, Siria, dan Vietnam. Sejalan dengan keinginan keras dari para delegasi, maka pertemuan pendahuluan di ubah statusnya menjadi pertemuan pembukaan untuk membentuk Asian Table Tennis Union (ATTU) pada tanggal 7 Mei 1972. Pertemuan menerima komunike dan anggaran dasar serta memilih pengurus ATTU
Kejuaraan Asian masa ke pengurusan ATTU ke I dan kongres ATTU ke I di selenggarakan di Beijing pada bulan September 1972. Enam kongres ATTU dan kejuaraan Asia telah diselenggarakan dengan sukses di :
Beijing.
Yokohama.
Pyong-Yang.
Kuala Lumpur.
Calcuta.
Jakarta, sejak tahun 1972 hingga tahun 1982.

Tujuan dibentuknya ATTU adalah : Untuk mempererat tali persahabatan antar pemain tenis meja dan rakyat dari negara-negara dan wilayah di Asia dan untuk memperdalam hubungan persahabatan antar masyarakat tenis meja dan pemain Asia dengan mereka dari benua-benua lain.
Untuk mempertinggi popularitas, pengembangan dan prestasi tenis meja di Asia. Dasar pokoknya adalah : persamaan hak serta saling hormat menghormati antar sesame anggota uni, besar maupun kecil, serta konsultasi demokratik
Sampai tahun 1982 ATTU telah mendapatkan 32 anggota penuh dari Asia dengan dua associate member dari Oceania. Sekretariat ATTU di tempatkan di Beijing tempat domisilinya sekretasis jendral bulletin ATTU dalam bahasa Inggris yangn sudah diterbitkan sejak tahun 1979. ATTU mendapat pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah kontinental yang mengatur petenis mejaan di Asia, dari ITTF pada tahun 1975 bertepatan dengan penyelenggaraan general meeting ITTF ke 33 di Calcuta.



Sejarah Tenis Meja Indonesia

Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi.
Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.
Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).
Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI elah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation of Asia). Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.
Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961. Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.

Asal musal tenis meja belum pernah ada sumber yang tepat, walaupun itu olahraga yang relatif muda, lebih muda dari tennis lapangan dan tidak jauh lebih tua dari bola basket.
Paling awal dikenal dalam bentuk olahraga, dipanggil tenis indoor, telah dimainkan pada awal tahun 1880-an oleh para tentara Inggris di India dan Afrika Selatan, menggunakan papan dari kotak cerutu sebagai paddles dan gabus bulat dari botol anggur sebagai bola, dengan deretan buku menetapkan atas di bagian tengah meja untuk membentuk jarring atau net.
Versi lain dikembangkan di Inggris pada 1890, berbagai cara yang dikenal sebagai " whiff whaff " dan "gossima," dan Parker Brothers mulai manufaktur yang tenis indoor kit yang menyertakan portable bersih yang dapat diset up pada meja, bola kecil yang ditutup dengan kasa , dan miniatur paddles.
James Gibb, adalah orang Inggris yang berkunjung ke Amerika Serikat pada 1900, membawa beberapa seluloida bola berongga dan mulai bermain dengan tenis indoor teman-teman, menggunakan bola baru. Gibb ternyata datang dengan nama "pingpong," mengacu pada suara benturan paddle dgn bola di atas meja.
Namun, produsen alat-alat olahraga Inggris, John Jacques, mendaftarkan nama "Ping Pong" sebagai nama dagang 1901 dan dijual di Amerika hak Parker Brothers, yang datang di bawah nama itu.
EC Goode, kebangsaan Inggris lainnya pada 1902 melapisi kayu dengan paddle karet, yang membuat dia bias memberikan efek spin pada bola. Asosiasi Ping Pong didirikan di Inggris tahun itu, namun hanya berumur kurang dari tiga tahun, terutama karena Parker Brothers' membuat peralatan dgn harga yang mahal.
Walaupun demikian, olah raga ini dengan pasti menyebar di Inggris dan Eropa, terutama dengan peralatan dipasarkan oleh produsen lain dengan menggunakan nama generik tenis meja. Asosiasi Tenis Meja Baru didirikan di Inggris pada 1921, diikuti oleh pendirian Fédération Internationale de Tennis de Table (International Federation Tenis Meja) pada 1926 oleh pertemuan Inggris, Swedia, Hungaria, India, Denmark, Jerman, Cekoslovakia, Austria, dan Wales di Berlin. Turnamen kejuaraan dunia pertama diadakan di London pada tahun 1927. Hingga perang Dunia II, Hungaria mendominasi dunia tennis meja. Dua Hungarian pemain top papan atas awal periode adalah Maria Mednyanszky, yang memenangkan tujuh kali women world championship, dan Viktor Barna, lima kali world champion. Cekoslovakia dan Rumania juga menghasilkan beberapa pemain top papan atas. Association Ping Pong American didirikan pada tahun 1930, dengan keanggotaan yang terbatas, yaitu hanya pengguna equipment dari produk Parker Brother. Dua organisasi saingan, the US Amateur Table Tennis Association and the National Table Tennis Tiga kelompok digabung dalam 1935 menjadi the US Table Tennis Association, yang telah diubah namanya USA Table Tennis pada tahun 1994. Eropa Tengah mendominasi terus untuk waktu yang lama setelah Perang Dunia II, tetapi pemain Asia mengambil alih olahraga yang dimulai pada 1953. Salah satu faktor di Asia banyak bermunculan bintang tennis meja adalah pengenalan dari karet yang menggunakan sponge oleh pemain Jepang, Horoi Satoh pada tahun1952. Lapisan yang baru ini mampu membuat permainan lebih cepat dan pemain juga memperoleh spin yang lebih maksimal.
Pemain Asia juga mengembangkan "pen holder" grip, Pegangan yang kini digunakan oleh hampir semua pemain top internasional. Tenis meja menjadi olahraga resmi di Olimpiade 1988, dengan katagori single dan doubles untuk pria dan wanita.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Tenis Meja
Hampir setiap orang pernah bermain tenis meja sesekali dalam hidupnya telah dicobanya bermain pingpong, entah untuk mengisi waktu dikala senggang, entah sebagai pelampiasan rasa ingin tahu saja. Tujuannya hanyalah satu dua game, mencoba set tenis meja yang baru diterimanya sebagai hadiah ulang tahun atau hari natal. Dipasangnya pun di atas meja makan ! Ada juga yang mengikuti pertandingan pingpong secara lebih mendalam.
Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang tidak mengenal batas umur, anak –anak maupun orang dewasa dapat bermain bersama. Dapat dianggap sebagai acara rekreasi, dapat juga dianggap sebagai olahraga atletik yang harus ditanggulangi dengan bersungguh-sungguh. Tetapi kalau kita ingin menguasai pingpong sebagai olahraga, maka mau tak mau kita harus mempelajari dan memahami berbagai stroke (pukulan) yang ada, kita harus menguasai juga berbagai style permainan yang utama, tak mungkin bermain pingpong dengan baik tanpa mengetahui dasar-dasar ini.
Tenis meja merupakan salah satu abang olahraga yang banyak penggemarnya, tidak terbatas pada tingkat usia remaja saja, tapi juga anak-anak dan orang tua, pria dan wanita cukup besar peminatnya, hal ini disebabkan karena olahraga yang satu ini tidak terlalu rumit untuk diteliti.

B. Sejarah Tentang Tenis Meja
Pada mulanya tenis meja dianggap sebagai permainan yang lucu dan kurang menarik, karena mulanya seorang gadis dan seorang pemuda memukul bola plastic kecil melintas di atas net ( yang selanjutnya disebut pingpong). Pada perkembangan selanjutnya dari hasil latihan sampai terampil dalam bermain bola pingpong itu dapatlah ditentukan bahwa tubuh merupakan subjek yang harus melewati latihan khusus dan intensif, serta harus mampu memukul bola lebih dari 100 mph dan harus dapat menguasai bola itu sendiri.
Pada saat tenis meja merupakan ukuran olahraga prestasi internasional, selebih bertahun selama 30 tahun menjadi ukuran prestasi nasional. Pertandingan tenis meja diselenggarakan di London tahun 1926, yang semata-mata merupakan kompetisi antara 7 negara dan selanjutnya diikuti oleh 34 negara. Tahun 1930 Inggris mampu mendapat unggulan, yakni Fred Derry yang memenangkan kejuaran tunggal Wimbolden pada tahun 1928 – 1929. Sukses yang diperoleh Eropa Timur, membuat nama Viktor Barna dari Richard Bergmann menjadi tokoh legendaris. Barna sendiri menjadi raja tenis meja selama 16 tahun dalam nomor tunggal dan ganda.
Setelah Perang Dunia II, tenis meja mengundang simpati dan mempesonakan setengah dari benua Eropa. Hungaria dan Cekoslawakia menghasilkan pemain–pemain kaliber dunia serta memperkenalkan teknik permainan yang maju dan lebih maju.
C. Perlengkapan Tenis Meja
1. Bet atau Raket
Bet merupakan alat utama untuk memukul bola pada tenis meja. Pada mulanya dipakai busa atau spon, kemudian mengalami perubahan pada masa 30 tahun terakhir. Alat pemukul bola pada tenis meja ( bet atau raket) semakin disederhanakan. Bet – bet terbuat dari bahan – bahan lunak dengan postur bundar, dan terbuat dari karet. Dengan adanya karet sintetis tersebut didapatkan bet seperti yang dipakai Barna, Bergmann dan Leach. Bet yang dilapisi karet tidak saja memberi kecepatan penuh, tetapi juga memberi kesempatan kepada para pemain mengembangkan gaya permainannya yang akurat, penuh kehalusan dan teknik yang meliputi segalanya. Bola akan berputar-putar membingungkan pandangan pada keepatan prima. Pukulan semacam itu, harus sudah menyatu dalam perlengkapan tenis bagi pemain kaliber dunia.
2. Bola
Secara tradisional bola –bola dibuat dari bahan celluloid dan pada perkembangan selanjutnya bola disempurnakan menjadi superbal yang terbuat dari serpihan plastik. Namun demikian terdapat kesulitan pada daya pantul yang tidak dapat diandalkan. Dengan bola –bola yang dihasilkan secara tradisional, tidak lagi merupakan personal bagaimana gigihnya menjatuhkan lawan, tetapi bagaimana cara dan menghindari agar supaya tidak mengikuti irama permainan lawan, sedangkan dengan menggunakan superbal, sesuai 3 -4 kali permainan bola akan tetap licin dan sukar mengendalikannya. Hampir semua pemain tenis meja dunia menola bola jenis ini karena tidak dapat memberikan kesempatan baik pada set-set yang tidak diduga.
3. Pakaian
Pilihlah kaos yang sesuai dengan postur tubuh anda, sehingga memberi kenyamanan. Jangan memilih kaos yang menyebabkan suasana panas dan dingin, pakailah kaos yang benar-benar sesuai dan memberi kenyamanan bagi tubuh.
Sebelum mulai pertandingan suatu turnamen, pemanasan tubuh adalah penting, beberapa tempat permainan di dunia internasional, kadang –kadang terlalu dingin. Untuk itu dibutuhkan kaos rangkap dan atau tiga untuk menghindarkan dari kejang-kejang atau kedinginan.
4. Meja Tenis
Meja yang baik adalah meja yang mempunyai ukuran sebagai berikut:
Panjang : 2,74 meter
Lebar : 1,52 meter
Panjang net : 1,83 meter
Tinggi : 76 cm
Warna meja yang ideal adalah hijau dengan garis-garis batas berwarna putih dan lebar 2 cm.
5. Net
Net ini berfungsi sebagai pembagi mesin menjadi dua bagian yang sama luasnya. Di kiri kanan meja dipasang dua tiang penyangga ukuran 15 sampai 25 cm, tingginya dan berjarak 15 sampai 25 dari garis pinggir. Tiang penyangga ini berguna untuk mengikatkan tali penopang net tersebut.
Tinggi net berkisar antara 15 sampai 25 cm di atas permukiman meja, sedangkan bagian bawahnya harus dipasang sedekat mungkin dengan permulaan meja tersebut.
D. Peraturan Tenis Meja
1. Meja
a. Permukaan atas meja yang secara umum diistilahkan sebagai ” Playing surface” harus berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan lebar 15,25 meter. Permukaan ini harus terletak horisontal pada ketinggian 760 mm di atas lantai.
b. Permukaan atas meja dapat terbuat dari material apapun juga, asalkan kemungkinan pantulan bola setinggi 220 sampai 250 mm dengan menggunakan bola standar (sebaiknya yang jenis medium) dan dijatuhkan dari ketinggian 305 mm dari atas permukaan meja.
c. Permukaan meja ini harus berwarna gelap, kalau mungkin hijau tua. Permukaan meja ini tidak boleh berkilat dan dibatasi dengan garis putih sebesar 20 mm di semua sisinya.
2. Garis putih yang membatasi lebar permukaan meja sepanjang 1,525 meter akan diberi nama ” batas akhir” (endlines)
3. Garis putih yang membatasi panjang permukaan meja sepanjang 2,74 meter akan diberi nama ” batas sisi” (side lines)
d. Bagi permainan ganda, permukaan meja ini akan dibagi menjadi dua bagian dengan garis putih selebar 3 mm. Garis tengah ini pararel dengan batas sisi dan akan diberi nama ” batas tengah” (centre line). Batas tengah yang sudah digambarkan secara permanen ini tak perlu dihapus apabila meja hendak dipakai untuk permainan tunggal.
4. Net
a. Permukaan meja akan dibagi menjadi dua sisi dengan ukuran yang sama dengan perantaraan sebuah ” jaring” (net) yang pararel dengan batas akhir meja tersebut.
b. Net ini akan ditegangkan oleh tali yang diikat pada kedua belah sisi pada sebuah tiang penyangga setinggi 152,5 mm, sedangkan batas sisi dari kedua tiang penyangga harus berjarak 152,5 mm dari batas sisi permukaan meja.
c. Panjang net itu, beserta perpanjangnya di sisi kanan dan kiri harus berukuran : panjang 1.83 m sedangkan seluruh panjang tersebut, terhitung dari ujung atas net, harus berjarak 152,2 mm di atas permukaan meja
5. Bola
a. Bola harus berbentuk bulat, dengan diameter minimum 37,2 mm dan maksimum 28.2 mm
b. Berat bola minimum harus 240 gram dan maksimum 2.54 gram.
c. Bola ini harus terbuat dari selulosa atau plastik lainnya yang sejenis dan harus berwarna putih atau king tanpa ada efek berkilat ( harus suram).
6. Bet atau raket
a. Ukuran raket bebas, demikian juga bentuk dan beratnya.
b. ”Blade” ( bagian raket yang bundar, dengan maka kita memukul bola) harus terbuat dari kayu seluruhnya, rata tebalnya , datar dan kaku.
c. Bagian permukaan dari setiap sisi black tersebut, dipakai ataupun tidak dipakai untuk memukul bola, harus berwarna gelap suram setiap pinggiran atas hiasan dipinggir blade tidak berwarna putih atau berrefleksi.

 Berbagai jenis karet pelapis (rubber)
 Inverted (non-Chinese): Inverted atau permukaan karet yang licin. Jenis ini paling banyak dipakai. Permukaannya halus (smooth), dengan sisi permukaan pimple (bintik) menghadap ke arah blade. Memungkinkan pemain menghasilkan spin dan speed tingkat tinggi. Spin dihasilkan tidak hanya oleh kinerja topsheet (lapisan luar) sendiri, tetapi juga oleh masuknya bola (menancap tenggelam) ke dalam sponge dan mengikuti luas permukaaan yang lebar untuk mengkontak bola.
 Inverted (Chinese): Chinese rubbers typically have stickier (or "tackier") topsheets. Spin is generated mainly by the topsheet, as opposed to the sponge, which is relatively more condensed and firmer. The result is usually a far better short game and potential offensive capabilities than normal inverted, but also a less consistent defensive and/or counter play. Karet buatan China biasanya mempunyai topsheet (lapisan atas, lapisan luar) yang lebih lengket dibanding karet inverted non-china. Putaran (Spin) terutama oleh topsheet. Kebalikan dari busa (sponge) yaitu relatif padat dan kokoh. Hasilnya biasanya jauh lebih baik dalam permainan singkat (short game) dan memiliki kemampuan lebih menyerang dibanding inverted normal, tapi juga kurang konsisten dalam permainan defensive (bertahan) ataupun juga counter (membalas).
 Short pimples (or "pips"): Short pimples-out rubbers are usually used by close-to-the-table hitters (for example, Liu Guoliang). They do not generate as much spin as inverted rubbers, but also make the user less susceptible to the opponent's spin. Speed generated from a short pip rubber is generally greater than that of an inverted with the same sponge. Depending on the thickness of the sponge it is also possible to play a chopping game with short pimples by varying the spin of the return. Whilst blocking and attacking a "dead ball" effect is often noticed. Ding Song is an exponent of this style.
 Long pimples (or "pips"): Long pimples-out rubbers carry relatively long and soft pips. They do not have the ability to generate any real spin of their own, but feed off of the opponent's spin instead. This allows the user to confuse the opponent and upset their rhythm. Long pips rely on the opponent's oncoming spin, as they tend to "continue" the opponent's spin, by bending upon impact, rather than reversing or changing the spin, like inverted rubbers. Long pips are usually used by close-to-the-table blockers, or choppers, but, in some cases, they can be used away from the table for long distance chops. They are usually only used on the backhand side, as they offer very limited attacking capabilities. Depending on the grip of the sides of the pimples and the thickness of the sponge it is also possible to play an aggressive game with long pips, although without much spin capability.
 Anti-spin: Anti-spin rubbers may look similar to inverted ones, but their surfaces are very slick and frictionless. Like long pimples, they cannot generate much spin, but they allow the user to produce a no-spin, or "dead" ball. Anti-spin is also not very susceptible to the opponents oncoming spin, due to the low coefficient of friction of the rubber's surface, as well as the incredibly soft sponge, which is designed to cushion or absorb the speed of the ball upon impact. This is also used to confuse the opponent, and is not widely used at the international level.

 Types of shots / Macam-macam pukulan (shot)
Dalam tenis meja, pukulan (stroke) secara umum dapat dikelompokkan sebagai pukulan yang bersifat serangan (offensive, menghasilkan bola topspin) dan pukulan bersifat bertahan (defensive, menghasilkan bola backspin). Spin disini termasuk juga smash, blok, dan lob. Kedua kelompok pukulan ini berlaku untuk forehand dan backhand.
Pukulan dikenal juga dengan istilah shot, stroke, hit. Beberapa literatur menyebutkan tedapat sejumlah pukulan dalam tenis meja : Drive, Push, Block, Smash, Hit, Servis, Servis return, Half volley, Side slip shot, Loop, Flip/Flick, Drop shot, Cho (Short cut, Long cut), Lobbing.

ATURAN-ATURAN TENIS MEJA
Footwork – is used to allow the player to play his best strokes as often as possible, while remaining balanced and able to recover for the next stroke. The player also anticipates well and moves to the correct location for the next stroke most of the time.
Footwork – digunakan agar pemain dapat memainkan stroke dengan tepat (memukul secara sempurna) sedini mungkin, dengan tubuh tetap seimbang (balanced, siap, nyaman) dan bisa kembali semula setelah membuat pukulan untuk siap distroke berikutnya. Pemain yang melakukan footwork itu juga bisa dengan baik mengatasi serta bergerak ke lokasi (posisi) yang tepat untuk pukulan berikutnya secara tepat waktu tanpa tergesa-gesa bahkan terlambat.
Memainkan stroke dengan tepat = contohnya memainkan stroke saat berlatih 1 pukulan misalnya topspin saja dengan sparing partner yang memblok saja. Maka dapat dirasakan bgmn “puasnya” topspin itu dilakukan. Pemain yg berlatih itu BEBAS mengatur kadar topspinnya (power, speed, spin, curve, places, efek lainnya).
 Penempatan Bola
BALL PLACEMENT
Kapanpun kamu berlatih, selalu tempatkanlah bola dgn penempatan seolah dalam pertandingan sebenarnya. Karena apa yang kamu lakukan saat berlatih, itu yang akan terjadi di dalam pertandingan. Tetapi kemana seharusnya penempatan bolamu ?
Sekarang, mari kita contohkan sebuah rally dgn fast-topspin (tmk: topspin yg waktu ayunan eksekusinya singkat) atau counter-driving (tmk: pukulan drive yg bersifat membalas pukulan drive dari lawan).
Dalam kasus itu, banyak pemain-pemula dan menengah menempatkan bola pada dua titik (spot) meja : yaitu pertengahan backhand, dan pertengahan forehand.
Sedangkan para pemain-atas menempatkan bola pada tiga titik: sudut melebar di backhand (wide backhand), sudut melebar di forehand (wide forehand), dan pertengahan (midle).

 Menemukan Permainanmu
FINDING YOUR GAME
Banyak pemain terlalu banyak mencoba meniru pemain2 lain yang lebih baik darinya. Sementara saat mengcopi apa yang pemain top lakukan yang biasanya bagus, tapi pemain pengcopy melakukannya menjadi tentu saja tak alami. Kadang2 saya juga terjebak dalam perangkap ini.
Kunci untuk mengcopy dgn hasil bagus dan selanjutnya menikmati olahraga ini adalah dengan cukup meniru beberapa hal, tetapi benar2 mencoba menemukan yang sesuai kepribadianmu, kemampuan fisik dan bakat bertenis meja. Sebagai contoh, jika anda seorang penyabar, barangkali bermain loop dengan kecepatan sedang yang konsisten adalah gaya bermain terbaik. Jika anda seorang agresif, barangkali anda harus mengembangkan backhand atau forehand yang mematikan.
Gagasannya adalah membayangkan apa yang Anda ingin tiru dan mencoba memahami bagaimana cara melakukannya. Jika anda mempunyai sentuhan yang baik (good touch), tetapi sedikit lambat, cobalah untuk mengembangkan footwork, dengan meyakini backhand dan sentuhanmu akan menjadi modal kemenanganmu, dan tidak hanya bermain forehand dan tetap menjaga keseimbangan. Jika anda senang bermain dengan cara ini, kembangkan suatu gaya yang anda nikmati dan berhasil digunakan, kemudian tingkatkan gaya itu, bukan meniru cara bermain orang lain yang bagus bagi mereka tapi tak bagus untuk anda.

SEJARAH LAHIRNYA TENS MEJA






Suasana permainan tenis meja.
Tenis meja, atau ping pong (sebuah merek dagang), adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Di Republik Rakyat Cina, nama resmi olahraga ini ialah "bola ping pong" (Tionghoa:乒乓球; Pinyin:pīngpāng qiú)
 Fakta-fakta
Permainan tenis meja bermula pada tahun 1880-an di Inggris. Saat itu, masyarakat kelas atas Victoria menganggapnya sebagai hiburan seusai santapan malam.
Pada Olimpiade Seoul 1988, tenis meja dipertandingkan untuk pertama kalinya di ajang olahraga yang paling prestisius itu.
Tenis meja menjadi sumber inspirasi bagi PONG, sebuah video game terkenal yang dirilis tahun 1972.
Pada awal 1970-an, para pemain tenis meja Amerika Serikat diundang ikut serta dalam sebuah turnamen di Republik Rakyat Cina. Peristiwa ini mencairkan ketegangan hubungan antara kedua negara. Istilah "Diplomasi Ping Pong" muncul ketika Presiden AS Richard Nixon tak lama kemudian berkunjung ke Tiongkok.
Pada Kejuaraan Dunia 1936 di Praha, dua pemain yang saling menerapkan pola bertahan/defensif membutuhkan waktu lebih dari satu jam demi meraih satu poin.
Uni Soviet melarang penduduknya bermain tenis meja pada 1930 hingga 1950 dengan alasan olahraga tersebut berbahaya bagi mata manusia

0 komentar: